MAKALAH
(FILSAFAT
BARAT DAN TIMUR)
DI SUSUN
OLEH:
TAHANG 1604411072
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
TEKNIK INFORMATIKA B
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Filsafat Barat dan Timur” untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Pengantar Filsafat Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan pada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Terima
kasih penulis ucapkan kepada teman-teman dan pihak-pihak lain yang turut serta
membantu dalam menyelesaikan makalah ini
baik itu bantuan berupa ilmu, petunjuk, maupun bantuan lainnya yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kepada teman-teman untuk bersedia memberikan kritik
dan sarannya menyangkut pembuatan makalah ini, sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat makalah selanjutnya. Namun demikian, penulis sudah berusaha
menyajikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk pembaca, peminat keilmuan dan calon penulis di masa mendatang.
Palopo,
25 Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
SAMPUL..................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
LATAR BELAKANG..........................................................................................1-3
RUMUSAN
MASALAH.........................................................................................3
TUJUAN
MAKALAH.............................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 MUNCULNYA FILSAFAT .............................................................................4
2.2 DEFINISI FILSAFAT BARAT........................................................................5
2.3 DEFINISI FILSAFAT TIMUR.........................................................................6
2.4 SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT TIMUR DAN FILSAFAT BARAT............................................................................................................. ..6-11
2.5 PERBEDAAN FILSAFAT BARAT DAN FILSAFAT TIMUR.............. .11-14
2.6 TOKOH-TOKOH FILSAFAT BARAT DAN FILSAFAT TIMUR......... 14-19
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................20
3.2 SARAN...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengetahuan (knowledge atau ilmu) adalah
bagian yang esensial- aksiden manusia, karena pengetahuan adalah buah dari
“berpikir “. Berpikir ( atau natiqiyyah)
adalah sebagai differentia ( atau fashl) yang
memisahkan manusia dari sesama genusnya, yaitu hewan. Dan sebenarnya kehebatan
manusia dan “barangkali ” keunggulannya dari spesies-spesies lainnya karena
pengetahuannya. Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan yang
dimilikinya. Lalu apa yang telah dan ingin diketahui oleh manusia ? Bagaimana
manusia berpengetahuan ? Apa yang ia lakukan dan dengan apa agar memiliki
pengetahuan ? Kemudian apakah yang ia ketahui itu benar ? Dan apa yang mejadi
tolak ukur kebenaran ?. Pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya sederhana
sekali karena pertanyaan pertanyaan ini sudah terjawab dengan sendirinya ketika
manusia sudah masuk ke alam realita. Namun ketika masalah-masalah itu diangkat
dan dibedah dengan pisau ilmu maka tidak menjadi sederhana lagi.
Masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang
sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated).
Oleh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia
menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya
menyebabkan perbedaan dalam cara memandang dunia (world view), sehingga pada
gilirannya muncul perbedaan ideologi. Dan itulah realita dari kehidupan manusia
yang memiliki aneka ragam sudut pandang dan ideologi.
Atas dasar itu, manusia paling tidak yang
menganggap penting masalah-masalah diatas- perlu membahas ilmu dan pengetahuan
itu sendiri. Dalam hal ini, ilmu tidak lagi menjadi satu aktivitas otak, yaitu
menerima, merekam, dan mengolah apa yang ada dalam benak, tetapi ia menjadi
objek. Para pemikir menyebut ilmu tentang ilmu ini dengan epistemologi (teori
pengetahuan atau nadzariyyah al ma’rifah). Epistemologi menjadi sebuah kajian,
sebenarnya, belum terlalu lama, yaitu sejak tiga abad yang lalu dan berkembang
di dunia barat. Sementara di dunia Islam kajian tentang ini sebagai sebuah ilmu
tersendiri belum populer. Belakangan beberapa pemikir dan filusuf Islam
menuliskan buku tentang epistemologi secara khusus seperti, Mutahhari dengan
bukunya “Syinakht”, Muhammad Baqir Shadr dengan “Falsafatuna”-nya, Jawad Amuli
dengan “Nadzariyyah al Ma’rifah”-nya dan Ja’far Subhani dengan “Nadzariyyah al
Ma’rifah”-nya. Sebelumnya, pembahasan tentang epistemologi di bahas di
sela-sela buku-buku filsafat klasik dan mantiq. Mereka -barat- sangat menaruh
perhatian yang besar terhadap kajian ini, karena situasi dan kondisi yang
mereka hadapi. Dunia barat (baca: Eropa) mengalami ledakan kebebasan
berekspresi dalam segala hal yang sangat besar dan hebat yang merubah cara
berpikir mereka. Mereka telah bebas dari trauma intelektual. Adalah Renaissance
yang paling berjasa bagi mereka dalam menutup abad kegelapan Eropa yang panjang
dan membuka lembaran sejarah mereka yang baru. Supremasi dan dominasi gereja
atas ilmu pengetahuan telah hancur. Sebagai akibat dari runtuhnya gereja yang
memandang dunia dangan pandangan yang apriori atas nama Tuhan dan agama, mereka
mencoba mencari alternatif lain dalam memandang dunia (baca: realita). Maka
dari itu, bemunculan berbagai aliran pemikiran yang bergantian dan tidak
sedikit yang kontradiktif. Namun secara garis besar aliran-aliran yang sempat
muncul adalah ada dua, yakni aliran
rasionalis dan empiris. Dan sebagian darinya telah lenyap. Dari kaum rasionalis
muncul Descartes, Imanuel Kant, Hegel dan lain-lain. Dan dari kaum empiris
adalah Auguste Comte dengan Positivismenya, Wiliam James dengan Pragmatismenya,
Francis Bacon dengan Sensualismenya.
Berbeda dengan barat, di dunia Islam tidak
terjadi ledakan seperti itu, karena dalam Islam agama dan ilmu pengetahuan
berjalan seiring dan berdampingan, meskipun terdapat beberapa friksi antara
agama dan ilmu, tetapi itu sangat sedikit dan terjadi karena interpretasi dari
teks agama yang terlalu dini. Namun secara keseluruhan agama dan ilmu saling
mendukung. Malah tidak sedikit dari ulama Islam, juga sebagai ilmuwan seperti :
Ibnu Sina, al Farabi, Jabir bin al Hayyan, al Khawarizmi, Syekh al Thusi dan
yang lainnya. Oleh karena itu, ledakan intelektual dalam Islam tidak terjadi.
Perkembangan ilmu di dunia Islam relatif stabil dan tenang.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas maka,
Rumusan Masalahnya adalah:
1.2.1 Bagaimana awal mula munculnya Filsafat?
1.2.2 Apa Definisi Filsafat Barat?
1.2.3 Apa Definisi Filsafat Timur?
12.4 Bagaimana Perkembangan Filsafat Barat
dan Filsafat Timur
1.2.5. Bagaimana Perbedaan Filsafat Barat dan
Filsafat Timur?
1.2.6. Siapa Tokoh-tokoh Filsafat Barat dan
Filsafat Timur?
1.3
Tujuan Makalah
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka,
Tujuan Makalahnya adalah:
1.3.1 Untuk Mengetehui Bagaimana Awal Mula Munculnya
Filsafat
1.3.2 Untuk Mengetahui Apa Definisi itu
Filsafat Barat
1.3.3 Untuk Mengetahui Apa Definisi Filsafat
Timur
13.4 Untuk Mengetahui Perkembangan Filsafat
Barat dan Filsafat Timur
1.3.5. Untuk Mengetahui Bagaimana Perbedaan
Filsafat Barat dan Timur
1.3.6.Untuk mengetahui siapa tokoh-tokoh
Filsafat Barat dan Filsafat Timur
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Munculnya Filsafat
Akibat dari
berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan serta semakin
hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran keagamaan,
peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspekpemikiran kemudian secara
perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu). Pada saat inilah, para
filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang belum
pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah. Dalam mencari
keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mistis
yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan selanjutnya mereka mulai
berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum, mereka
mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu mengerti kejadian
kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk mendekati problem
dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional. Sebab hanya dengan cara
semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-pertanyaan lain dan
penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang
memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.
Filsafat, terutama Filsafat Barat, muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke
7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berfikir-fikir dan berdiskusi
akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama pada saat itu yang dianggap sebagai “tirai
besi keilmuan” lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di
daerah yang berberadaban lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau
Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya
tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
2.2 Definisi
Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah
ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa
dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi
orang Yunani kuno. Namun pada hakikatnya, tradisi falsafi Yunani sebenarnya sempat
mengalami pemutusan rantai ketika salinan buku filsafat Aristoteles seperti
Isagoge, Categories dan Porphyry telah dimusnahkan oleh pemerintah Romawi
bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap telah
menyebarkan ajaran yang dilarang oleh negara. Selanjutnya dikatakan bahwa
seandainya kitab-kitab terjemahan Boethius menjadi sumber perkembangan filsafat
dan ilmu pengetahuan di Eropa, maka John Salisbury, seorang guru besar filsafat
di Universitas Paris, tidak akan menyalin kembali buku Organon karangan
Aristoteles dari terjemahan-terjemahan berbahasa Arab, yang telah dikerjakan
oleh filosof Islam pada dinasti Abbasyah. Tokoh utama filsafat Barat antara
lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer,
Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre. Dalam tradisi
filsafat Barat di Indonesia sendiri yang notabene-nya adalah bekas jajahan
bangsa Eropa-Belanda, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut
tema tertentu. Tema-tema tersebut adalah: ontologi, epistemologi, dan
aksiologi.
1. Tema Ontology Ontologi membahas tentang
masalah “keberadaan” sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris
(kasat mata), misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata
surya.
2. Tema Epistemology
Kata ini berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos
(kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal,
sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering
diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu
pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan
kebenaran dan keyakinan. Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan
dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki
oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan
panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode
deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.
3. Tema Aksiolgi Aksiologi merupakan cabang
filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.[2]
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang
berarti teori tentang nilai.
2.3 Definisi Filsafat Timur
Filsafat timur merupakan sebutan bagi
pemikiran-pemikiran filosofis yang berasal dari dunia Timur atau Asia, seperti Filsafat
Cina, Filsafat
India, Filsafat
Jepang, Filsafat
Islam, Filsafat
Buddhisme, dan sebagainya. Masing-masing
jenis filsafat merupakan suatu sistem-sistem pemikiran yang luas dan plural.[1]
Misalnya saja, filsafat India dapat terbagi menjadi filsafat
Hindu dan filsafat Buddhisme,
sedangkan filsafat Cina dapat terbagi menjadi Konfusianisme
dan Taoisme.[2]
Belum lagi, banyak terjadi pertemuan dan percampuran antara sistem filsafat
yang satu dengan yang lain, misalnya Buddhisme berakar dari Hinduisme, namun
kemudian menjadi lebih berpengaruh di Cina ketimbang di India.[2] Di
sisi lain, filsafat
Islam malah lebih banyak bertemu
dengan filsafat Barat.[1]
Akan tetapi, secara umum dikenal empat jenis filsafat
Timur yang terkenal dengan sebutan "Empat Tradisi Besar" yaitu
Hinduisme, Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme.[3]
Filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsafat Barat, yang mana ciri-ciri agama terdapat juga di dalam filsafat Timur, sehingga banyak ahli berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai filsafat.[4][2] Di dalam studi post-kolonial bahkan ditemukan bahwa filsafat Timur dianggap lebih rendah ketimbang sistem pemikiran Barat karena tidak memenuhi kriteria filsafat menurut filsafat Barat, misalnya karena dianggap memiliki unsur keagamaan atau mistik.[5] Akan tetapi, sekalipun di antara filsafat Timur dan filsafat Barat terdapat perbedaan-perbedaan, namun tidak dapat dinilai mana yang lebih baik, sebab masing-masing memiliki keunikannya sendiri.[2][6] Selain itu, keduanya diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsafat secara luas.[2]
Filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsafat Barat, yang mana ciri-ciri agama terdapat juga di dalam filsafat Timur, sehingga banyak ahli berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai filsafat.[4][2] Di dalam studi post-kolonial bahkan ditemukan bahwa filsafat Timur dianggap lebih rendah ketimbang sistem pemikiran Barat karena tidak memenuhi kriteria filsafat menurut filsafat Barat, misalnya karena dianggap memiliki unsur keagamaan atau mistik.[5] Akan tetapi, sekalipun di antara filsafat Timur dan filsafat Barat terdapat perbedaan-perbedaan, namun tidak dapat dinilai mana yang lebih baik, sebab masing-masing memiliki keunikannya sendiri.[2][6] Selain itu, keduanya diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsafat secara luas.[2]
2.4 Sejarah Perkembangan Filsafat Barat dan
Filsafat Timur
2.4.1 Perkembangan Filsafat Barat
Dalam beberapa buku filsafat, kita
akan menemukan pembahasan tentang periodeisasi atau pembabakan filsafat barat
yang terbagi atas 4 bagian besar. Diantaranya.
1) Filsafat
Yunani Klasik
Bermula pada
abad ke 6 sebelum masehi hingga abad 5 sebelum masehi. Atau sekitar 500-600
tahun sebelum lahirnya Yesus Kristus di dunia ini. Filsafat Yunani awalnya
dipengaruhi oleh mitologi Yunani dan peradaban tetangganya, Mesir dan Babilonia
atau Irak sekarang ini. Dimana kedua bangsa tersebut merupakan tempat dimana
Nabi-Nabi berdakwah dan menyebarkan ajarannya. Sebelum trio filsuf Yunani yang
paling terkenal (Socrates, Plato dan Aristoteles), telah ada filsuf alam Yunani
yang terkenal. Dikatakan filsuf alam karena studi filsafat mereka membahas
tentang apa unsur utama (arkhe) yang menyusun alam semesta. Thales mengatakan
air, Anaximandros mengatakan sesuatu yang nonfisik dan tak terbatas, sementara
Anaximenes mengatakannya udara. Kemudian setelah filsuf alam, lahirlah filsuf
yang membahas tentang ilmu pasti dan matematika seperti Phytagoras, Herakleitus
dan Parmenides.
2) Filsafat
Abad Pertengahan
Di mulai
pada abad ke 4 sampai abad ke 15. Filsafat Barat pada pasca kelahiran Yesus
Kristus ini ditandai dengan berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, ajaran
filsafat yang bertentangan dan doktrin gereja diberangus bahkan filsif yang
mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari
peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang bertentang
dengan doktrin gereja. Itulah mengapa filsafat abad-abad ini juga dissebut
sebagai abad kegelapan filsafat. Filsafat barat mengalami stagnansi atau
keterhambatan. Di sisi lain, filsafat timur khususnya filsafat Islam mengalami
perkembangan pesat pasca lahir dan tersebarnya ajaran Muhammad Saw. Di abad
kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil memadukan filsafat dan agamalah
yang berhasil bertahan dan diakui ajarannya. Dan filsuf tersebut salah satunya
adalah Thomas Aquinas dengan teorinya yang paling terkenal; lima argumentasi
pembuktian kebaradaan Tuhan.
3) Filsafat
Abad Modern
Berawal dari
abad 16 hingga abad ke 19. Filsafat Abad Modern didahului oleh pergerakan
filsuf yang menentang dominasi gereja pada pertengahan abad ke 16. Lahirlah
gerakanRenaissance di Prancis dan Italia, Enlightment di
Inggris dan Aufklarung di Jerman. Intinya, Eropa berada pada
zaman pencerahan. Filsafat kemudian memisahkan diri dari kungkungan agama versi
gereja. Di sinilah berawal istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan
antara keilmuan atau sains (materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah
yang membawa filsafat barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat.
Hal ini terbukti dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini
diantaranya; Francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel Kant, John
Locke, Baruch Spinoza, Soren Kierkegaard, Auguste Comte, Karl Marx, Nietzsche
dan masih banyak lagi.
4) Filsafat
Kontemporer
Filsafat
Kontemporer atau biasa juga disebut filsafat postmodernisme (setelah modern) di mulai
sejak abad ke 20 hingga sekarang ini (abad 21). Filusuf pada zaman ini
melahirkan paham-paham baru, diantaranya Fenomenologi, Filsafat perempuan atau
Feminisme, filsafat hidup atau eksistensialisme dan paham-paham lainnya. Pada abad
ini pula, para filsuf kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat
tertentu. Di sisi lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi
gerakan mereka ke dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok
pada filsafat zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat (kumpulan
beberapa tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di antaranya;
Edmun Husserls, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand Russell, Thomas Kuhn,
Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Jurgen Habermas dan lainnya.
2.4.2 Perkembangan Filsafat Timur
Filsafat Timur telah melahirkan banyak peradaban besar
serta memberikan kontribusi keilmuan bukan hanya untuk dunia Timur tetapi juga
dunia barat. Filsafat Timur merupakan produk pemikiran filosofis masyarakat
Asia terutama masyarakat China, India, Jepang, Islam dan beberapaa daerah Asia
lainnya. Masing-masing pemikiran Filsafat mereka sangat plural dengan kondisi
budaya dan sosial yang ada. Filsafat China terbagi menjadi dua pemikiran
Filsafat antara Filsafat Konfusianisme dan Taoisme, Filsafat India terbagi
menjadi dua golongan Filsafat Hindu dan Buddhisme, Filsafat Islam secara garis
besar terbagi menjadi filsafat teoretis (al-hikmah al-nazhariyyah) dan filsafat
praktis (al-hikmah al-‘amaliyyah).
Filsafat
Timur mempunyai ciri khas yang berbeda dengan Filsafat Barat, dimana dalam
Filsafat Timur kental sekali pemikirannya berkaitan dengan Agama. Meskipun
banyak yang menyangkal terutama kaum postkolonial keberadaan Keilmuan Timur
bukan dianggap sebagai suatu Filsafat, karena dianggap memiliki unsur keagamaan
ataupun mistik. Padangan-pandangan miring ini sebenarnya mudah dibantah oleh
fakta sejarah bagaimana pemikiran-pemikiran Timur telah menghasilkan Peradaban
besar dan penemuan-penemuan penting keilmuan yang telah memberikan kontribusi
besar bagi kehidupan manusia. Kerangka pemikiran Filsafat Timur inilah yang
telah memunculkan berbagai kemajuan dibidang keilmuan, bahkan Dunia Barat
sempat berguru dan menimbah keilmuan Timur untukdijadikan sebagai pegangan
dunia barat seperti contoh kitab al-Quran fi al-Tibb atau di Barat dikenal The
Canon sebagai salah satu pemikiran besar Filosof Islam Ibnu Sina atau Avecinna
sebagai buku panduan kedokteran yang sampai sekarang masih digunakan. Bukan
hanya Ibnu Sina tetapi juga masih banyak tokoh-tokoh filosof Timur yang telah
mempengaruhi pemikiran Barat, sehingga pandangan tentang pemikiran Timur bukan
bagian dari Filsafat adalah salah besar.
1)
Filsafat persia dan timur tengah
Filsafat
India termasuk filsafat tertua setelah filsafat barat dan filsafat cina. Alam
pemikiran India lebih mendekati arti philosophia itu sendiri, yakni ajaran
hidup yang bertujuan untuk memaparkan bagaimana orang dapat mencapai
kebahagiaan yang kekal. Alam pikiran India boleh dikatakan “Magic Religius” dan
karena itulah filsafat ini berkembang pada saat itu. Tidak mencakup dalam
bidang ilmu saja, tetapi juga suatu faktor penting dalam usaha pembebasan diri.
Bagus takwin (2003: 38), menguraikan bahwa; Awal mula Hindu tidak lepas dari
agama Hindu, atau lebih luas lagi Hinduisme. Hinduisme adalah sebuah nama yang
menaungi berbagai agama dan sebuah nama agama yang berbeda bernaung di
bawahnya. Pada dasarnya Hinduisme merupakan suatu kepercayaan satu kepercayaan
monetheistik. Percaya hanya pada satu Tuhan. Hinduisme dikenal juga sebagai
Sanathana Dharma, yang berarti “kebajikan” Filsafat Cina adalah salah satu dari
filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu filsafat dasar dari
tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia,
disamping filsafat India dan filsafat Barat. Filsafat Cina sebagaimana filsafat
lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa.
2)
Filsafat Cina
Tradisi
pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan
Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap
sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat Cina. Pemikiran mereka sangat
berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari filsafat
India dan Yunani. Pada masa hidup mereka, negeri Cina dilanda kekacauan yang
nyaris tidak pernah berhenti. Pemerintahan Dinasti Chou mengalami perpecahan
dan perang berkecamuk di antara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang
berbeda-beda. Sebagai akibatnya rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan
ribu meninggal dunia disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi
melanda negeri. Tiadanya pemerintahan pusat yang kuat dan degradasi moral di
kalangan pejabat pemerintahan mendorong sejumlah kaum terpelajar bangkit dan
mulai memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali
kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
3)
Filsafat Islam
Filsafat
Islam Dalam Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve dijelaskan bahwa
kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke daerah-daerah itu melalui ekspansi
Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-323 SM), setelah mengalahkan Darius
pada abad ke-4 SM di kawasan Arbela (sebelah timur Tigris). Alexander Agung
datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan Persia, bahkan
sebaliknya, ia berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Hal ini telah
memunculkan pusat-pusat kebudayaan Yunani di wilayah Timur, seperti Alexandria
di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia, dan Bactra di Persia.
Pada masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum
begitu nampak karena ketika itu perhatian penguasa Umayyah lebih banyak tertuju
kepada kebudayaan Arab. Pengaruh kebudayaan Yunani baru nampak pada masa
Dinasti Abbasiyah karena orang-orang Persia pada masa itu memiliki peranan
penting dalam struktur pemerintahan pusat. Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya
hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya.
Tetapi kemudian mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan
lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun
(198-218 H/813-833 M). Filsafat Yunani paling dominan masuk ke dunia Islam di
tandai dengan adanya penerjemahan-penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya-upaya
umat Islam ini dapat memunculkan tokoh filosuf Islam terkenal ke dalam atau
luar islam. Sebagaimana nama: al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibn Sina, ibnu bajjah
dan masih banyak lagi. Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak terlepas dari adanya
usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang ilmu
pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik
Islam. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban
disebutkan bahwa usaha penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap
naskah-naskah berbahasa Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah dari bebagai
bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia, dan India.
Filsafat Barat dan
Filsafat Timur tampak amat berbeda sebab berkembang di dalam budaya yang amat
berbeda, dan sepanjang sejarah tidak terlalu banyak pertemuan di antara
keduanya, kecuali di dalam filsafat Islam.Meskipun demikian, bukan berarti
tidak ada persamaan di antara keduanya.
2.5.1 Ontologis Barat-Timur
Didasari oleh sudut
pandang dunia sebagai objek untuk dipikirkan, diekploitasi, dan dimanfaatkan
untuk kepentingan ksejahtraan masusia. Dengan menggunakan Ilmu Pengetahuan
berbasis pancaindra maka ontologinya menjadi "ada yang dapat dicerna oleh
pancaindra manusia". Jadi ada itu adalah ada yang dapat dipikirkan,
dirasakan, dan diwujudkan di dunia ini, dan di sini dimana tempat kita hidup
dan menjalani kehidupan. Dunia timur memahami hakikat ontologi itu, adalah
"hana tan hana", ada itu dan yang ada di dunia ini disebabkan
oleh yang tidak ada, dengan demikian yang hakiki ada adalah yang tidak ada itu.
Kalau diandaikan memandang sesuatu dunia Barat melihat ke bawah, dan dunia
Timur ke atas. Andaikan ulat dengan kupu-kupu. Kalau kupu-kupu mencari makan
masih di dunia ini dengan mengisap sar bunga yang ada di tanah, dengan tanah
sebagai tempat tumbuh pohon yang berbunga itu. Sedangkan ulat tidak memandang
akar, daun, bunga semua yang ada di dunia ini dimakan dengan perutnya sebagai
pengolah makanan untuk menjadi sari makanan itu, jadi bedanya seperti antara
tanah dan langit.
2.5.2 Secara Epistimologis
Bedanya bagaikan Paus
dengan Arjuna. Panca Indra menjadi dasar berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dalam mengolah alam secara kultural (cultur=mengolah alam), sehingga
dunia barat sebagai tempat lahirnya IPTEK. Sedangkan dunia Timur melakukan olah
bhudi (Budayah=olah bhudi), hasilnya semua agama-agama besar terlahir di dunia
Timur. Sejarah kelahiran agama-agama besar itu jauh sebelum tahun 1 Masehi
sudah lahir, bahkan hindu sudah lahir sekitar 2000-1500 tahun sebelum masehi.
Perbedaan dalam sudut
pandang filosopis itu memunculkan cara pandang berbeda dalam memandang alam
ini, dunia barat mengambil jarak dengan alam, sehingga menjadi eksploitatif,
dengan IPTEK, lebih bersifat teknologis dalam membantu kelemahan pancaindranya,
dan renungan terdalam dalam berbagai persoalan hidup menjadikan munculnya
aliran filsafat barat yang juga berpengaruh ke dunia timur setelah terjadi
kontak peradaban dengan dunia timur.
Sedangkan dunia Timur
memandang dirinya menyatu dengan alam (bagian dari alam), sehingga menjadikan
dunia timur seperti lebih bersifat mitologis dalam menjelaskan hakikat hunungan
manusia dengan alam. manusia, dan penciptanya. Pandangan yang berbeda itu menjadikan
ciri-ciri keilmuan dan penemuan hakikat hidup berbeda-beda. Dharsana yang
muncul atau filsafat yang muncul lebih banyak terkait dengan persoalan
keberadaan kausa prima (brahman), atmat, dosa, surga, neraka, pengabdian, kerja
dalam hidup dan sebagainya. Muncul berbagai sistem dan metoda dalam
menghubungkan diri dengan-Nya, memaham-Nya dan sebagainya. yang Hana tan Hana
itu ada dimana-mana masuk dan merasuk di seluruh ciptaannya.
2.5.3 Aksiologi
Nilai guna yang
didapatkan adalah barat melakukan kajian mendalam terhadap alam, sehingga
muncul ilmu-ilmu natural (natural science), beserta turunannya kemudian
seperti komputer dan gelombang (TV, Radio dan sebagainya). Dunia Timur
menguraikannya dalam bentuk mitologi, efos, dan cerita lainnya. Sehingga lebih
banyak bersifat ideologis, magis, dan religis.
Jika dilihat dari apa yang dihasilkan dengan
menggunakan dua paradigma yang berbeda antara barat dan timur dapat dijelaskan,
"kemajuan dan teknologi" memang anak dari filsafat barat, sedangkan
agama dan sistem religi merupakan anak dari filsafat timur. Tentu pandangan
antroposentris ini, dapat dibalik dengan memandang agama sebagai ciptaan Tuhan,
sehingga dari agama itu muncul peradaban lain terkait dengan kehidupan manusia,
tetapi persoalannya adalah apakah agama lahir mendahului kemampuan manusia
berpikir, atau kemampun berpikir lebih menjadikan manusia beragama untuk
menyelamatkan kehidupan yang dibayangkan dapat hancur jika tidak dikendalikan,
karena nafsu manusia memiliki sifat serakah dan menghancurkan sehingga perlu
agama dan atau filsafat (kebajikan) untuk mengendalikannya
2.5.4 Pengetahuan
Filsafat Barat sejak
masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran yang rasional sebagai
pusat kodrat manusia. Filsafat Timur lebih menekankan hati daripada akal budi,
sebab hati dipahami sebagai instrumen yang mempersatukan akal budi dan intuisi,
serta intelegensi dan perasaan. Tujuan utama berfilsafat adalah menjadi
bijaksana dan menghayati kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus disertai
dengan moralitas.
3.4.5 Sikap Terhadap Alam
Filsafat Barat
menjadikan manusia sebagai subyek dan alam sebagai obyek sehingga menghasilkan
eksploitasi berlebihan atas alam. Sementara itu, filsafat Timur menjadikan
harmoni antara manusia dengan alam sebagai kunci. Manusia berasal alam namun
sekaligus menyadari keunikannya di tengah alam.
2.5.6 Cita-cita Hidup
Jikalau filsafat
Barat menganggap mengisi hidup dengan bekerja dan bersikap aktif sebagai
kebaikan tertinggi, cita-cita filsafat Timur adalah harmoni, ketenangan, dan
kedamaian hati. Kehidupan hendaknya dijalani dengan sederhana, tenang, dan
menyelaraskan diri dengan lingkungan.
2.5.7 Status Manusia
Filsafat Barat amat
menekankan status manusia sebagai individu dengan segala kebebasan yang ia
miliki, dan masyarakat tidak bisa menghilangkan status seorang manusia dengan
kebebasannya. Filsafat Timur menekankan martabat manusia tetapi dengan
penekanan yang berbeda, sehingga manusia ada bukan untuk dirinya melainkan ada
di dalam solidaritas dengan sesamanya.
2.6 Tokoh-tokoh Filsafat Barat dan Filsafat Timur
2.6.1 Tokoh-tokoh filsafat barat
Mempelajari Filsafat barat tidak bisa lepas dari filsafat histories yaitu
kajian yangditinjau dari sejarah. mempelajari filsafat barat ada empat periode
besar, sebagiberikut:
A. Zaman Yunani (600 sM - 400 M)
kosmosentris
(para filosof mempertanyakankejadian semesta alam). Pada masa ini muncul
karena kemenangan akalmanusia terhadap mitos-mitos dari nenek moyang mereka.
ini menunjukkanbahwa manusia ingin mencari kebenaran dalam hidup, karena
menurut parafilosuf abad ini tujuan manusia hanyalah mencari kebenaran untuk
mendapatkankebahagian, tokoh Pemikiran zaman Yunani Kuno, adalah :
1. Sokrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika
tekhne ) dalamberfilsafat. Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui
dialog seseorangdiajak Sokrates (sebagai sang bidan) untuk
"melahirkan" pengetahuan akankebenaran yang dikandung dalam batin orang
itu.
Dengan demikian Sokrates meletakkan dasar bagi
pendekatan deduktif. -- Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya.
2. Plato
menyumbangkan ajaran tentang "idea". Menurut Plato, hanya
idea-lah realitas sejati. Semua fenomena alam hanya bayang-bayang daribentuknya
(idea) yang kekal. Dalam wawasan Plato, pada awal mula adaidea-kuda, nun disana
di dunia idea. Dunia idea mengatasi realitas yangtampak, bersifat matematis,
dan keberadaannya terlepas dari duniainderawi. Dari idea-kuda itu muncul semua
kuda yang kasat-mata. Karenaitu keberadaan bunga, pohon, burung. bisa berubah
dan berakhir, tetapiidea bunga, pohon, burung. kekal adanya. Itulah
sebabnyayang Satu
dapat menjadi yang banyak.
3. Aristoteles
mengemukakan tugas utama dari ilmu pengetahuan adalahmencari penyebab
penyebab objek yang diselidiki, kemudian di rumuskankeempat penyebab itu
:1) Penyebab Material (material cause ) : ini adalah bahan darimana
bendadibuat.2) Penyebab Formal (formal cause ) : ini adalah bentuk
penyusunanbahan.3) Penyebab Efisien (efficient cause ) : ini adalah sumber-sumber kejadian.4)
Penyebab Final (final cause ) : ini adalah tujuan yang menjadi arahs
eluruh kejadian.
B. Zaman Pertengahan
ada dua masing masing : Patristik dan Skolastik 400-1500M pemikiran para
filosof masih banyak dipengaruhi oleh dogma .
– dogma
agama kristiani.
Pada masa ini dibagi dalam dua
masa yaitu patristik dan skolastik.Pada masa patristik filsafat dipengaruhi
oleh dogma-dogma kristiani dan banyakdipengaruhi oleh bapak-bapak gereja. Dan
pada masa skolastik merupakan awalmula berdirinya filsafat timur. Masa kejayaan
filsafat timur terjadi pada masakholifah abasih yang mampu menterjemahkan
filsafat-filsafat barat ke dalambahasa arab. Namun pada masa skolastik ini
filsafat barat tidak berkembangkarena terlalu terkengkang oleh agama. Tokoh
filsafat zaman pertengahan :1. Tokoh Zaman Patristik : Patristik Yunani ini
antara lain Clemens dari Alexandria
(150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Naziane (330-390),Basilius (330-379). Tokoh- tokoh dari Patristik
Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420)
dan Augustinus (354-430).2. Tokoh Zaman Skolastik : Avicena (Ibn. Sina,
980-1037), Averroes (Ibn. Rushd,1126-1198) dan Maimonides (1135-1204), Albert
Agung ( 1206-1274),Bonoventura ( 1221-1257), Thomas Aquinas (1225-1274) dan
Yohanus DunsScotus (1266-1308).
C . Zaman Modern
(1500 M - 1800 M) . pada masa ini filsafat barat mulai
berkembang kembali,
terdapat masa peralihan yang disebut “Renesanse”, yang
melahirkan dua konsep yaitu humanisme religius dan humanisme skuler.Namun
yang berkembang hanyalah humanisme skuler yang berkembang danmenjadi cikal
bakal lairnya filsafat pada masa-masa berikutnya. Lahir danBerkembangan Tradisi
Ilmu Pengetahuan, filsafat zaman Modern diawali masaRenesance, Jaman Barok,
Jaman Aufklarung dan diahkiri jaman Romatik,dengan tokoh tokohnya sebagai
berikut :
1.Tokoh filsafat modern Renesance : Johanes Kepler (1571-1630),
GalileoGalilei (1564-1642), Hugo De Groot (1583-1645), Nicollo Machiavelli (
1469-1527) Thomas Moore (1478-1535) Leonardo da vinci (1452-1519), Nicolaus
Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630)dan Galileo Galilei
(1564-1643). Dan Francis Bacon (1561-1623) merupakanfilsuf yang meletakkan
dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidangilmu pengetahuan
2. Tokoh
filsafat jaman Barok :
Rene Descartes
merupakan filsuf yang palingterkenal pada masa filsafat modern ini. Rene
Descartes (1596-1650) diberikan gelar sebagai
bapak filsafat modern. Dia menjelaskan
bahwa di dalam dunia ilmiah tidak ada sesuatu pun yang
dianggapnya pasti. Segala sesuatu dapat dipersoalkan dan pada
kenyataannya memangdipersoalkan juga dan Leibniz (1646-1650)
3. Tokoh Jaman Aufklarung ( era rasionalisme ) : Thomas Hubbes
(1588-1679),John Locke (1632-1704), George Berkeley (1684-1753), David Hume
(1711-1776) JJ.Rausseau (1712-1778) dan Immanuel Kant (1724-1804), tokohtokoh
ini merupakan kaum Emperik yang mengangap rasio saja tidak cukupharus dengan
pengalaman juga.
.4. Tokoh jaman Romantik ( jaman Idealisme ) : Fichte (1762-1814), F.
Schelling(1775-1854), Hegel (1770-1831).
D. Zaman sekarang (setelah 1800 M).
Logosentris yaitu manusia sudah
berfikir secarasistimatis, llogis dan rasional, tokoh filsasat zaman
sekarang :1. filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan
adalahpositivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut
Comtepemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap/fase, yaitu tahap:(1)
teologis, (2) Metafisis, dan (3) Positif-ilmiah.2. Pada periode terkini
(kontemporer) muncul aliran-aliran filsafat, misalnya :
“Strukturalisme” dan
“Postmodernisme”
1) Tokoh : “Strukturalisme”
diantaranya adalah Cl. Lévi-Strauss, J.
Lacandan M . Faoucault.
2) Tokoh
“Postmodernisme” diantaranya adalah J. Habermas dan J. Derida.
2.6..2 TOKOH
FILSAFAT TIMUR:
Mempelajari Filsafat Timur kita tidak bisa lepas dari Filsafat China , India
danFilsafat Islam, Dengan tokoh tokohnya sebagai berikut :
A. Filsafat Cina
Filsafat Cina dibagi dalam empat periode, yakni zaman kuno (600-200
SM),zaman pembauran (200 SM-1000 M), zaman neo-konfusianisme (1000-1900 M),dan
zaman modern (1900-sekarang).1. Zaman Kuno ditandai dengan munculnya
aliran-aliran filsafat klasik antara lainsebagai berikut :Konfusianisme Yaitu
suatu aliran yang terdiri atas orang –orang terpelajar yang mempunyai keahlian di
bidang kitab-kitab klasik yang
menitik beratkantentang etika, Tokoh konfusianisme adalah Ju ChiaTaonisme-Tao te Chia terutama mengenai metafisika dan
filasfat socialTokoh terbesar dari aliran ini adalah Lao Tzu dan Chuang Tzu.
Mazhab Yin Yang Menurut pandangan orang Cina, Yin dan Yang merupakandua prinsip
pokok di alam semesta. .Mohisme atau Mo Chia Yaitu suatu aliran yang terdiri
atas kelompok kaumkesatria yang telah kehilangan kududukannyaTokohnya Mo Tzu
(479-381SM).
Dialektisisme. Ming Chia Aliran ini dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat Legalisme.
Fa Chia Yaitu suatu aliran yang dipelopori
oleh orang-orangyang ahli di dalam
bidang pemerintahan, Tokoh yang terkenal adalah Han FeiTzu dan Li Sse.2. Zaman
Pembaharuan Zaman ini ditandai dengan masuknya Budhisme dari India, sehingga
kemudianmelahirkan aliran baru dalam Budhisme Cina yang diberi nama
Ch‟an Budhismeatau Ch‟anisme. Selain Budhisme muncul juga aliran Neo-Taoisme yang
memberikan arti baru
„Tao‟ sebagai „Nirwana‟. Puncak dari zaman pembaruan
yang terjadi pada waktu pemerintahan Dinasti Han, dengan munculnya
seorangtokoh Tung Chung Shu.3. Zaman Neo-KonfusianismeZaman ini ditandai dengan
adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran-ajaranKonfusius yang asli, tokohnya adalah Kong
Hu Cu4. Zaman ModernZaman modern cina sekitar tahun 1900 Aliran yang paling
berpengaruh adalahpragmatisme yang berasal dari Amerika Serikat. Pada tahun
1950 daratan Cinadikuasai oleh pemikiran Marx, Lenin dan tokoh yang terkenal
Mao Ze Dong.B. Sejarah Filsafat IndiaFilsafat India bercorak religius dan etis.
Sejarah filsafat India dibagi menjadiempat periode, yaitu periode Weda
(1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM–200 M), periode Sutra -Sutra
(200-sekarang), periode Skolastik (200M-sekarang), sebagai berikut:
1. Periode WedaWeda samhita adalah suatu pengumpulan
mantra-mantra yang berbentuk syair,yang dipergunakan untuk mengundang Dewa,
yang untuknya akandipersembahkan korban..
2. Periode WiracaritaPeriode ini sering disebut periode epic.
Sistem-sistem dari Budhisme, Jainisme,Syiwaisme, dan Wishnuisme termasuk
periode ini.
3. Periode Suta-Sutraskema kefilsafatan yang pendek dan ringkas. Ikhtisar
ini dibuat dalam bentuksutra-sutra.4. Periode SkolastikSukar sekali dipisahkan
dengan periode sutra-sutra, tetapi di sini muncul tokoh-tokoh besar seperti
Kumarila, Sankara, Syridhara, Ramanuja, Madhwa,Wacapati, Udayana, Bhaskara, dan
Jayanta.C.
Tokoh Filsafat Islam
Pengertian Filsafat Islam. Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf
tentangajaran ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam
dalamsuatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis. Sedangkan menurut
AhmadFuad al-Ahwani filsafat Islam ialah pembahasan tentang alam dan manusia
yangdisanari ajaran Islam. Tokoh tokohnya diantaranya adalah :
1. Al-Kindi
Hidup pada tahun 796-873 M pada masa khalifah
al-Makmun dan al-
Mu‟tashim. Al-Kindi
menganut aliran
Mu‟tazilah dan kemudian belajar filsafat.
Menurut Al-Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentangTuhan. Kata
Al-Kindi : Filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalahfilsafat
utama, yaitu ilmu tentang Yang Benar Pertama, yang menjadi sebabdari segala
yang benar. Masih menurut Al-Kindi kebenaran ialah bersesuaianapa yang ada
dalam akal dan yang ada diluar akal.
2. Al-Farabi
Al-Farabi
hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun.Filsafatnya yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Filsafatnyamengatakan
bahwa yang banyak ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifatMaha Satu tidak
berubah, jauh dari materi , jauh dari arti banyak, Mahasempurna dan tidak
berhajat apapun. Kalau demikian hakekat sifat Tuhan,bagaimana terjadinya alam
materi yang banyak ini dari yang Maha satu?
3. Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di
Isfahana tahun 1037 M.pemikiran terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina
adalah tentang jiwa. IbnuSina juga manganut paham pancaran, jiwa manusia
memancar dari akalkesepuluh. Dia membagi jiwa dalam tiga bagian, yaitu jiwa
tumbuh-tumbuhan(nafsu
nabatiyah ), jiwa binatang (nafsu hayanawiyah ), dan jiwa manusia
(nafsu natiqah ).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat merupakan dasar-dasar dari keseluruhan yang
terjadi pada diri manusia serta makhluk hidup lain yang ada di muka bumi ini
baik dari awal penciptaan manusia dimuka bumi ini, ilmu-ilmu pengetahuan, dan
ilmu-ilmu lainnya. Lahirnya filsafat karena rasa ingin ketahuan manusia
terhadap sesuatu hingga lahirlah para-para filsuf baik dari belahan Bumi Barat
maupun dari belahan Bumi Timur. Dengan adanya filsafat ini manusia dapat
berfikir dari alur yang berpikir rasional dan meninggalkan alur pikir yang
selalu mengaitkan sesuatu dengan mitos atau mistis yang kejadiannya bisa saja
secara kebetulan. Filsafat merupakan teoritis ilmu yang dapat mematahkan teori
lain dengan adanya pembuktian yang menyatakan bahwa teori itu dapat diterima
dengan akal pikiran serta terbukti kebenarannya atau disebut empirisme.
Secara garis besar filsafat Timur banyak memasukkan
unsur-unsur agama yang menjadikan filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang
berbeda dengan filsafat Barat,sehingga banyak ahli berdebat mengenai dapat atau
tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai fisafat, walaupun terdapat
perbedaan-perbedaan diantara filsafat Barat dan Timur keduanya tidak dapat
nilai mana yang lebih baik karena memiliki keunikan tersendiri. Selain itu,
keduanya diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsafat secara luas.
3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan materi di
atas, maka saran dari penulis yaitu:
3.2.1 Sebaiknya lebih memperdalam pemahaman tentang
filsafat agar bisa lebih baik lagi dalam menyaring mana yang seharusnya diambil
dan tidak diambil dari teori Filsafat Barat dan Filsafat Timur.
3.2.2 Karena makalah ini masih banyak kekurangan
maka dari itu sebaiknya pembaca lebih memperbanyak referensi bacaan tentang
Filsafat Barat dan Filsafat Timur, dan tidak hanya terfokus dari materi ini
saja.
DAFTAR PUSTAKA
Kebung, K.
2011. Filsafat Berfikir Orang Timur (Indonesia, Cina dan India). Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ciskaangelosejarahum/perbandingan-karakteristik-filsafat-sejarah-barat-dan-timur_54f90068a33311fa608b4660
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ciskaangelosejarahum/perbandingan-karakteristik-filsafat-sejarah-barat-dan-timur_54f90068a33311fa608b4660
muhammad abd. El khair, http://vavaavav.blogspot.co.id/2014/02/perbedaan-filsafat-barat-dengan.html
http://keratonilmu.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-filsafat-islam-di-dunia_242.html
Ahmad
Imam Irianto, http://www.kompasiana.com/tonton/sejarah-dan-perkembangan-filsafat-barat_54f7c177a33311991d8b4888